Bagaimana Cara Memulai untuk Implementasi SaaS? Inilah 11 Langkah Pentingnya

Oleh: Kodrat Wahyudi

 

SaaS, atau Software as a Service, telah berhasil diadopsi selama beberapa tahun belakangan. Keuntungan yang ditawarkan SaaS kepada user, baik untuk provider & end-user, tentu saja mengalahkan model lisensi dan implementasi perangkat lunak tradisional. Tidak mengherankan popularitasnya telah meningkat pesat.

 

SaaS di-host di cloud sehingga tidak perlu diimplementasikan secara fisik di sistem kita. Ini meniadakan kebutuhan untuk membeli perangkat keras yang mahal, karena kita hanya perlu membayar sumber daya untuk menjalankan aplikasi.

 

Merujuk hal ini, berikut beberapa langkah penting yang harus dilakukan dalam proses penerapan SaaS sebagai model.

 

1.Bandingkan On-Prem dan SaaS

 

Secara bisnis harus di-evaluasi model lokal dan SaaS secara terpisah, dengan mempertimbangkan poin-poin berikut.

  • Apakah SaaS cocok atau tidak?
  • Biaya implentasi.
  • Fleksibilitas model SaaS.
  • Potensi risiko aplikasi berbasis SaaS.
  • Masalah license.
  • Kapasitas penyimpanan.
  • Dukungan yang diberikan oleh vendor.

 

  1. Identifikasi requirement

Salah satu tugas terpenting sebelum melakukan pengembangan apa pun adalah memahami persyaratan end-user. Memiliki pemahaman tentang persyaratan berfungsi paling baik karena berfungsi sebagai inventaris untuk solusi yang benar-benar diperlukan dan membedakannya dari fitur yang sekedar ‘nice to have’.

 

Beberapa hal penting untuk dipikirkan ulang adalah skalabilitas aplikasi, masalah keamanan, dan cara menangani tantangan dan kegagalan.

 

  1. Encourage Employee Adoption

Prinsip teamwork selalu penting untuk membangun sesuatu yang baik. Memiliki tim yang dilengkapi dengan pengalaman yang cukup dan kehandalan dalam berbagai teknologi pasti membantu dalam membangun aplikasi yang tepat yang melayani semua pemangku kepentingan dengan baik. Untuk keberhasilan adopsi SaaS, semua pihak harus terlibat.

 

  1. Pengadaan Komponen SaaS yang scalable

Sebaiknya pada tahapan desain infrastruktur, haruslah selalu memilih infrastruktur yang skalabel, andal, dan well-networked. Disinilah pentingnya untuk memiliki data-center yang kuat, dengan fasilitas back-up yang tepat dan monitoring tool.

 

Kita perlu memastikan developer kita memiliki tools untuk membuat platform yang solid dan dapat digunakan; pada kedua sisi, klien dan server harus diperhitungkan. Sebuah database relasional (baik MySQL ataupun PostgreSQL) akan digunakan untuk penyimpanan data backend.

 

  1. Perhatikanlah Bandwidth yang terpakai dan sistem hosting-nya

Konektivitas menjadi salah aspek terpenting yang membentuk backbone dari keseluruhan model layanan ini.  Maka pemilihan penyedia layanan yang tepat sebagai host adalah mutlak.

 

  1. Evaluasi Kinerja dan Kualitas platform

Poin penting berikutnya adalah kinerja platform. Baik developer maupun end-user perlu menyadari kinerja aplikasi secara lokal. Kinerja hal ini bergantung pada beberapa faktor, seperti bandwidth, keandalan, dan yang paling penting, delivery yang optimal. Yang terakhir adalah yang paling sulit untuk dicapai dan membutuhkan banyak setting yang baik untuk dicapai.

 

  1. Pastikan Security dan Manajemen Data

Faktor security akan terdiri dari dua aspek, data pada saat “at rest” dan data “in transition“.  Informasi ini dapat diperoleh dari provider SaaS.

 

  1. Investigasilah Disaster Recovery Solutions

Adalah keharusan untuk memiliki disaster recovery solution yang memungkinkan aplikasi tersedia untuk  customer setiap saat. Ini juga juga berguna saat terjadi pemadaman.

 

  1. Dukungan Customer Support yang sigap & Monitoring yang handal

Bagian penting dari layanan pelanggan adalah availability dan quality dari sisi penyedia terhadap kebutuhan pelanggan. Inilah yang membedakan layanan yang baik dari yang agak buruk.

 

  1. Review dan analisa atas SLA beserta dokumentasinya

Dokumentasi yang kuat menjelaskan setiap aspek infrastruktur. SaaS telah berhasil dan “the go to method” untuk pengembangan. Ini jelas memiliki kelebihan dibandingkan model lisensi perangkat lunak tradisional dan langkah-langkah yang disebutkan di atas dapat menjadi daftar checklist untuk diikuti.

 

  1. Sebagai langkah terakhir adalah menyiapkan dan mengembangkan “exit-strategies”

Exit Strategies adalah aspek penting dari setiap tindakan adaptasi adopsi baru.  Sehingga secara bisnis, tersedianya  proper exit plan” yang memungkinkan user meninggalkan provide SaaS kapan saja. Berikut pertimbangan “exit plan” yang harus diperhatikan:

 

  • Bagaimana cara “kembali” ke software-on_premise atau layanan SaaS lainnya?
  • Apa yang akan terjadi pada data yang disimpan di SaaS?
  • Bagaimana proses migrasinya?
  • Berapa “cost” yang dibutuhkan?

 

Kesimpulan

Setiap perubahan baru datang dengan “roadblocks”-nya masing-masing. Hal ini juga berlaku untuk adopsi SaaS. Jadi, bisnis/manajemen harus menyiapkan road map implementasi yang tepat dengan mempertimbangkan persyaratan, tujuan, biaya, dan banyak faktor lainnya. Setelah fase awal implementasi berhasil diluncurkan, sisanya akan dirampingkan seiring waktu. Tapi, monitoring ketat selalu diperlukan untuk keberhasilan jangka panjangnya.