
Selama lebih dari dua dekade, virtualisasi telah menjadi tulang punggung berbagai organisasi dalam membangun aplikasi, meningkatkan efisiensi operasional, serta mengoptimalkan biaya infrastruktur. Namun, kebutuhan teknologi terus berkembang — aplikasi kini dituntut berjalan lebih cepat, lebih fleksibel, dan dapat dipindahkan dengan mudah ke cloud. Di sinilah Red Hat OpenShift hadir sebagai solusi masa depan.
Mengapa Virtualisasi Perlu Berevolusi?
Meski tren cloud dan container terus naik, Gartner memperkirakan bahwa 70% workload x86 di datacenter masih akan menggunakan virtualisasi hingga 2027. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan menjalankan VM belum hilang, namun organisasi juga harus siap memodernisasi aplikasi menggunakan container.
Platform modern harus bisa:
-
Menjalankan VM dan container secara bersamaan.
-
Mendukung proses migrasi yang cepat dan minim risiko.
-
Mengoptimalkan operasi dan pemanfaatan infrastruktur.
-
Memberikan fondasi cloud-native yang siap skala.
Red Hat OpenShift menjawab semua kebutuhan tersebut melalui pendekatan unified platform.
Red Hat OpenShift Virtualization: Satu Platform untuk VM dan Container
OpenShift Virtualization memungkinkan organisasi memindahkan VM Linux maupun Windows ke dalam platform OpenShift, lalu menjalankannya berdampingan dengan aplikasi berbasis container. Teknologi ini dibangun di atas:
-
Kubernetes
-
KubeVirt
-
Kernel-based Virtual Machine (KVM)
Hasilnya adalah platform modern, scalable, dan cloud-ready yang dapat menjadi landasan transformasi digital jangka panjang.
15 Alasan Utama Mengadopsi Red Hat OpenShift Virtualization
1. Platform Virtualisasi yang Stabil dan Teruji
Migrasi VM ke platform baru menjadi lebih mudah menggunakan Migration Toolkit for Virtualization dan otomatisasi melalui Ansible.
2. Menyederhanakan Operasional IT
Satu platform untuk VM dan container berarti:
-
Konsolidasi tools dan proses
-
Efisiensi dalam deploy dan monitoring
-
Kompatibel dengan infrastruktur yang sudah ada
3. Modernisasi Aplikasi Bertahap
Organisasi dapat merombak monolithic apps secara bertahap tanpa mematikan operasional bisnis.
4. Konsistensi di Hybrid & Multicloud
OpenShift dapat berjalan di datacenter, edge, maupun public cloud seperti AWS.
5. Self-Service Deployment
Tim developer dapat membuat VM sendiri dengan template yang sudah distandardisasi.
6. Integrasi Penuh dengan CI/CD
VM dapat menjadi bagian dari pipeline modern, mempercepat pengembangan.
7. Hypervisor Enterprise-Grade
KVM sebagai hypervisor terbukti stabil, secure, dan digunakan secara luas di enterprise global.
8. Performa VM yang Tinggi
Uji skala oleh Red Hat menunjukkan performa boot VM cepat bahkan pada ribuan VM.
9. Mendukung Banyak OS
Termasuk Linux, Windows, dan OS yang tersertifikasi SVVP.
10. Keamanan Tingkat Enterprise
OpenShift mengikuti Kubernetes pod security standards dan menjalankan VM tanpa root privileges.
11. Live Migration Tanpa Downtime
Memindahkan VM antar node tanpa mematikan aplikasi.
12. Backup & Restore Terintegrasi
Mendukung backup otomatis maupun terjadwal, serta integrasi dengan solusi data protection pihak ketiga.
13. Autoscaling Sesuai Beban Kerja
Memastikan resource selalu optimal saat traffic naik maupun turun.
14. Bertenaga Open Source
Dibangun dari komunitas KubeVirt dan KVM yang terus berkembang.
15. Dukungan Ahli dari Red Hat
Terdapat layanan consulting, training, dan support enterprise-class.
Jika perusahaan Anda tertarik dengan Red Hat OpenShift dapat hubungi langsung Marketing@berca.co.id atau WhatsApp Berca Hardaperkasa
