Sudah Siapkah Otak Kita Terhubung Langsung dengan Teknologi Melalui BCI?

 

Banyak orang menginvestasikan lebih banyak waktu dan financial pada technology seperti smart speakers, smart watches, wearables dan VR headsets. Kehadiran pandemic COVID-19 telah mempercepat masyarakat dalam mengadopsi dan meningkatkan ketergantungan terhadap teknologi baru untuk hubungan social, hiburan dan pendidikan.

 

Saat wearable technology menjadi hal yang lumrah dalam kehidupan kita sehari-hari, hadirlah istilah the brain-computer interface atau bisa disingkat dengan BCI.

 

BCI adalah teknologi yang dapat terhubung ke otak manusia baik secara internal maupun eksternal. BCI dapat membaca aktivitas otak dan memproses aktivitas tersebut menjadi informasi, dan juga dapat mengkomunikasikan informasi kembali ke otak. BCI memiliki potensi untuk memperkuat kecerdasan manusia menuju manusia super. Dari kehadiran teknologi BCI ini maka terlintas satu pertanyaan: Apakah kita, bisnis kita, dan sistem teknologi kita siap untuk perubahan ini?

 

Apa saja manfaat yang bisa didapat dari teknologi BCI?

 

Perlu Anda ketahui bahwa BCI terbagi dalam dua kategori, yaitu invasif dan non-invasif.

 

  1. BCI invasif ditanamkan ke otak dan menghubungkan elektroda kecil ke neuron untuk mengukur aktivitasnya. BCI invasif, seperti Neuralink, memerlukan proses operasi otak oleh dokter dengan mengebor tengkorak untuk menanamkan perangkat dan robot bedah dan memasang elektroda mikroskopis ke neuron dengan benar. BCI invasif menangkap data yang lebih baik dan dapat ditanamkan di berbagai bagian otak. BCI invasif telah efektif dalam mengobati cedera tulang belakang, mengendalikan kaki palsu, dan mengobati depresi.
  2. BCI non-invasif tidak memerlukan pembedahan, tetapi bergantung pada noisier signal dari electroencephalogram (EEG) dan perangkat inframerah yang dikenakan di kepala. Artificial Intelligence  digunakan untuk mengisolasi sinyal otak yang ditangkap oleh perangkat BCI, serta mensintesis sinyal kembali ke otak.

 

Bagaimana BCI berevolusi?

 

Di masa depan, jika BCI berhasil membaca dan menulis informasi ke otak, dan jika manusia beradaptasi dengan teknologi, kita dapat mengalami beberapa skenario yang menakjubkan.

 

Sebut saja beberapa contoh: “Hive Mind” adalah chip otak yang memungkinkan Anda mengalami pikiran terdalam dari orang yang Anda cintai; “Taman Zen” adalah microchip untuk keadaan meditasi setara master Zen; “Human Calculator” memberi Anda kemampuan matematika tingkat tinggi. Lalu, mana yang akan Anda pilih jika dapat mengubah kemampuan otak Anda? Hive Mind? Atau memiliki kemampuan musik layaknya Mozart?

 

Teknologi ini merupkan masa depan lanjutan dari teknologi BCI di mana pengguna mengandalkan BCI dan aplikasi apapun yang bisa diinstal. Tapi, ada banyak pertanyaan bagaimana kita bisa memastikan masa depan, seperti

  1. Siapa saja yang akan memiliki data yang dihasilkan oleh otak kita?
  2. Akankah semua data di otak diperjual belikan oleh data brokers seperti informasi pribadi lainnya yang kita tahu saat ini?
  3. Apakah seseorang akan dipaksa untuk menggunakan BCI untuk mengawasi aktivitas otak mereka (misalnya, untuk memastikan apakah Anda fokus saat di tempat kerja atau sekolah)?
  4. Akankah BCI membuat otak seseorang berisiko diretas?

 

Seperti halnya semua teknologi baru, lebih banyak pertanyaan filosofis yang perlu dianalisa dan dijawab sebelum mengadopsi dan menggunakan BCI secara luas di masa mendatang.

 

Mengurangi bias AI

 

Wearables tech dan BCI memberi pengguna untuk mengakses ke banyak informasi, tetapi sekaligus juga dapat mengumpulkan banyak data biometrik dan pribadi tentang pengguna tersebut. AI yang digunakan pada perangkat ini untuk memperkuat kecerdasan manusia dan dimanfaatkan oleh perusahaan untuk memahami semua data yang diambil. Bias AI akan menjadi masalah yang lebih besar karena perusahaan menggunakan teknologi ini untuk mengotomatiskan lebih banyak pengambilan keputusan.

 

Perlunya Security dan Privasi Digital

 

Kelangsungan teknologi ini akan selalu membutuhkan koneksi internet. Sehingga perlu dipikirkan kembali masalah security yang signifikan karena perangkat dalam network apa pun dapat menimbulkan kerentanan untuk dieksploitasi oleh peretas. Perusahaan wajib memikirkan kembali pendekatan terhadap digital security karena BCI yang dieksploitasi dapat mengorbankan nyawa seseorang.

 

Perusahaan besar yang membuat dan mengoperasikan platform dan perangkat AI sudah mengumpulkan, menganalisis, dan menjual data pribadi kita. Perusahaan harus mengembangkan langkah-langkah digital security yang ketat dan mengevaluasi praktik privasi mereka dengan mempertimbangkan masa depan.

 

Mari kita lihat dari sisi kemanusiaannya

 

Perlu dilihat lebih mendalam masa depan personal computing untuk membayangkan bagaimana manusia dan mesin akan bergabung dan pengaruhnya terhadap masyarakat. Kita saat ini sedang berada di masa di mana perubahan sosial besar banyak dipicu oleh kehadiran pandemi Covid-19, perubahan iklim, dan ekonomi.

 

Banyak orang mencari teknologi seperti wearable dan BCI sebagai harapan di masa yang tidak pasti ini. Meskipun bagus membayangkan masa depan di mana banyak masalah di tengah masyarakat, tapi ini dapat diselesaikan dengan menggunakan teknologi canggih untuk memastikan apakah kita siap atau tidak. Mari mendekati masa depan dan teknologi baru kita dengan penuh harapan dan perhatian yang besar.

 

 


 

Penutup

 

Berca Hardayaperkasa juga menjadi partner resmi dari puluhan perusahaan IT terkemuka di Indonesia maupun dunia seperti, HPE Indonesia, HPI Indonesia, Dell EMC Indonesia, Huawei Indonesia, Lenovo Indonesia, VMWare Indonesia, Veritas Indonesia, Cisco Indonesia, Veaam Indonesia, Hitachi Data System Indonesia, Hitachi Vantara Indonesia, HDS Indonesia, NetApp Indonesia, Oracle Indonesia, Keysight Indonesia, Datacard Indonesia, AWS Indonesia, Fortinet Indonesia, Nutanix Indonesia dan Sophos Indonesia.Â