Akankah Kantor Aman Saat Kembali Bekerja setelah Covid-19 Berakhir?

 

Sejumlah negara melonggarakan bahkan mengakhiri kebijakan lockdown yang diterapkan untuk beberapa bulan ini sebagai upaya pencegahan menularnya pandemic Covid-19. Aktivitas dibeberapa negara pun mulai aktif kembali seperti di Kota Wuhan, China yang mencabut status lockdown 8 April lalu. Tentu tidak sedikit yang akan bertanya-tanya “akankah kantor aman 100%?” ditengah pandemic global ini.

 

Selain banyaknya kotoran debu yang mendiami meja atau kursi kerja yang kita tinggali, ada kemungkinan lainnya yang muncul yaitu peningkatan jumlah teknologi yang digunakan untuk memantau aktivitas karyawan.

 

Mulai dari thermal cameras yang digunakan untuk mengukur suhu saat Anda memasuki gedung hingga aplikasi yang dapat digunakan untuk memberi informasi jarak terlalu dekat dengan partner kerja Anda, jika tahu film Minority Report mungkin kondisi Anda nanti dapat dibilang mirip dengan keadaan di film tersebut.

 

Salah satu contohnya adalah The Edge di Amsterdam yang terpilih sebagai salah satu bangunan yang paling cerdas dan diklaim sebagai The Most Sustainable Building in The World beberapa tahun lalu. Bangunan tersebut difasilitasi oleh sensor yang dapat mendeteksi adanya virus menular dan mengancam jiwa.

 

Coen van Oostrom, founder real-estate mengatakan bahwa ada beberapa perubahan yang terjadi dan mungkin tidak dapat kita cerna dengan akal pikiran.

 

Kualitas udara

 

“Pintu-pintu saat ini dapat dibuka dengan tangan, tapi membukanya dengan kontrol suara atau aplikasi menjadi kemajuan yang baik untuk memastikan agar virus tidak menyebar melalui pintu”, ujar Coen.

 

Ia juga mengatakan bahwa saat ini sudah memiliki kamera dengan kelebihan yang dimiliki, seperti menghitung banyaknya karyawan yang berada pada satu lantai, mengukur jarak karyawan satu dengan lainnya dan dapat mengirimkan notifikasi ke smartphone jika memiliki jarak yang terlalu dekat melalui aplikasi terupdate.

 

“Saya menyadari tidak semua orang suka dengan peringatan tersebut, aturan ini dirasa akan mengganggu privasi mereka, jadi kami belum memustuskan apakah akan menggunakannya ketika semua orang kembali ke kantor”, tambahnya.

 

The Edge tidak seperti kebanyakan gedung pada umumnya, ia sudah memfasilitasi karyawan dengan aplikasi smartphone yang canggih untuk mengukur suhu dan kualitas udara atau memungkinkan mereka ketika memesan makan siang dari kantin.

 

Tata letak kursi juga harus diubah untuk memastikan aturan social distancing dapat berjalan. Menurut Susan Clarke, seorang smart buildings expert di firm Verdantix berpikir bahwa pengusaha tidak mungkin serta merta mengubah cara mereka bekerja.

 

“Hot-desking (sistem atau cara kerja yang membuat para pekerjaannya bekerja dalam satu ruangan bersama-sama atau bergantian dalam waktu yang berbeda) akan tetap ada mengingat keadaan bisnis yang kita hadapi sekarang tidak mungkin untuk menyediakan ruang kerja yang lebih banyak. Tapi hal ini masih perlu dikaji kembali ketika satu karyawan selesai bekerja dan meninggalkan ruang kerja atau meja kerja, petugas kebersihan dapat melakukan pembersihan disinfektan”.

 

Beberapa perusahaan penyedia lighting, seperti Vital Vio, menawarkan teknologi disinfektan yang aman melalui pencahayaan, menggunakan violet light dan white light untuk membunuh beberapa bakteri di ruang kerja atau permukaan meja. Tapi mengadopsi teknologi ini membutuhkan biaya yang lumayan besar.

 

Pengujian suhu

 

Flir Technology salah satu teknologi yang digunakan untuk membuat thermal camera melihat adanya lonjakan permintaan di beberapa bulan terakhir.

 

Kamera tersebut melakukan pengukuran tubuh manusia dengan cara mendeteksi lima millimeter pada bagian tear duct atau saluran air mata. Bagian tersebut dinilai sebagai tempat terbaik untuk merekam suhu kulit. Para pengguna kacamata diwajibkan membuka kacamata saat melewati thermal camera.

 

Teknologi ini menjalankan perhitungan algoritme dari berbagai factor, seperti waktu, kondisi cuaca (hujan atau cerah), serta kondisi suhu tubuh saat itu.

 

Tetapi teknologi ini menjadi salah satu rangkaian dari tindakan preventif ketika karyawan kembali ke kantor, yang paling penting adalah dengan mengukur suhu tubuh karyawan melalui thermometer medis.