
Lonjakan serangan siber di Indonesia sepanjang 2025 menjadi alarm serius bagi dunia bisnis. Berdasarkan riset platform intelijen ancaman nasional, serangan Generic Protocol Command Decode mendominasi dengan 68,37%, menunjukkan upaya hacker menguji celah keamanan pada sistem perusahaan. Selain itu, ditemukan juga anomali sistem berbahaya (22,25%), percobaan pembocoran data (4,66%), dan pembajakan akses administrator (2,76%) sepanjang semester pertama 2025—yang berpotensi mengganggu operasional dan menyebabkan kerugian finansial maupun reputasi.
Tingginya angka ancaman ini membuktikan bahwa tanpa proteksi data enterprise yang kuat, terutama pada infrastruktur penyimpanan, risiko kebocoran data dan downtime bisnis akan semakin tinggi. Oleh karena itu, perusahaan perlu menerapkan praktik terbaik dalam menjaga keamanan data dan membangun ketahanan cyber security.
Best Practices Sangfor, Proteksi Data Enterprise yang Wajib Diterapkan
1. Lakukan Backup dengan Teknologi Immutable Snapshot
Teknologi ini memungkinkan data disimpan dalam bentuk salinan yang tidak dapat diubah atau dihapus, bahkan jika terjadi serangan ransomware. Dengan demikian, perusahaan dapat memulihkan data asli dengan cepat tanpa risiko kerusakan permanen.
2. Gunakan Enkripsi Data Menyeluruh
Lindungi data sensitif baik saat tersimpan (at rest) maupun saat dikirim (in transit). Enkripsi berlapis meminimalkan risiko penyadapan, kebocoran informasi, dan akses ilegal.
3. Rancang Disaster Recovery Plan (DRP) yang Teruji
DRP yang diuji secara berkala memastikan pemulihan operasional dapat dilakukan cepat dan efisien ketika terjadi serangan, kegagalan sistem, atau bencana pusat data.
4. Gunakan Infrastruktur dengan Non-Disruptive Upgrades
Pembaruan keamanan dan sistem harus dapat berjalan tanpa menghentikan layanan bisnis, sehingga produktivitas tetap terjaga dan risiko celah keamanan akibat penundaan update dapat dihindari.
5. Optimalkan Data Rebalancing
Pendekatan ini mendistribusikan beban penyimpanan data secara merata di seluruh node, meningkatkan stabilitas performa dan memperkuat ketahanan ketika terjadi lonjakan akses.
6. Terapkan Proteksi Berbasis AI
AI mampu mendeteksi pola serangan lebih cepat dibanding sistem tradisional. Dengan analisis otomatis real-time, AI dapat memblokir aktivitas yang mencurigakan sebelum mengakibatkan kerusakan yang lebih besar.
7. Bangun Sistem Audit & Monitoring Real-time
Monitoring akses data memberikan transparansi penuh, mendeteksi percobaan penghapusan atau penyusupan ilegal, serta mempercepat respon mitigasi.
8. Tingkatkan Awareness & Pelatihan Karyawan
Karyawan adalah lapisan pertahanan pertama. Pelatihan rutin membantu mereka mengenali phishing, malware, dan rekayasa sosial, sehingga mengurangi risiko kebocoran dari dalam.
9. Gunakan Enterprise Data Storage yang Aman dan Resilient
Solusi penyimpanan data modern seperti enterprise data storage berbasis keamanan end-to-end memastikan data tetap aman, terenkripsi, dan dapat dipulihkan kapan pun diperlukan—bahkan saat terjadi serangan atau kegagalan sistem.
Ancaman siber semakin canggih dan menargetkan sektor industri tanpa pandang ukuran. Perusahaan yang belum melengkapi infrastruktur penyimpanan data dengan sistem keamanan komprehensif menghadapi risiko besar berupa gangguan operasional, kebocoran data pelanggan, dan kerugian reputasi yang sulit dipulihkan.
Dengan menerapkan best practices proteksi data enterprise dan memanfaatkan teknologi penyimpanan modern yang kuat dan resilien, perusahaan dapat membangun ketahanan cyber security yang stabil dan siap menghadapi ancaman di masa depan.
Jangan berharap data setelah diretas akan mudah kembali. Lindungi Data Anda Sekarang dengan Sangfor, konsultasikan solusinya bersama Berca Hardayaperkasa untuk kebutuhan bisnis Anda di Marketing@berca.co.id dan WhatsApp
