
Semua orang mulai menulis postingan “What’s Next for 2026”, Berca Hardayaperkasa ingin membagikan apa yang benar-benar dilihat sekarang.
Berikut adalah 9 pergeseran utama dalam UX design untuk 2026.
1. AI yang bisa menjelaskan dirinya sendiri
Banyak pengguna meninggalkan tools AI tanpa benar-benar memahami apa yang dilakukan sistem, atau mengapa ia mengambil keputusan tertentu. Itu sebenarnya masalah desain yang bisa kita selesaikan.
Sekarang kita sudah mulai melihat produk AI yang:
- memperlihatkan proses berpikirnya sebelum bertindak
- menjelaskan keputusan dengan bahasa yang sederhana
- dan memberi peluang pengguna untuk mengoreksi jika AI salah
Di tahun 2026, tren ini akan makin besar. Pasar explainable AI diperkirakan mencapai US$33,2 miliar pada 2032, karena orang tidak akan mempercayai sistem yang tidak mereka pahami.
Pada akhirnya, perbedaan antara AI yang dipakai dan yang ditinggalkan mungkin hanya satu hal:
Apakah pengguna paham apa yang baru saja dibuat AI dari prompt mereka?
2. Agentic UX dan ekosistem manusia–agen
Dengan 88% pemimpin bisnis berencana meningkatkan anggaran AI untuk agentic capabilities, AI agents kini menjadi prioritas strategis. Ini juga didukung meningkatnya pemahaman pengguna tentang kapan dan bagaimana agen AI benar-benar berguna.
Hasilnya adalah konsolidasi. Bukan lagi puluhan agen terpisah — tetapi master agent yang mengoordinasikan agen spesialis secara otomatis berdasarkan:
- jenis tugas
- konteks
- dan prioritas
Peran desainer kini berkembang:
- mengelola lifecycle agen
- merancang alur handoff antara agen
- menentukan kapan manusia perlu campur tangan
3. Antarmuka dinamis yang dibangun sesuai permintaan
Model bahasa besar seperti Gemini 3 Pro kini bisa membangun antarmuka interaktif yang dipersonalisasi secara real-time hanya dari sebuah prompt.
Riset menunjukkan hasil UI yang dibuat AI setara dengan desainer ahli hingga 44% — dalam hitungan detik. Ke depannya, desainer tidak hanya membuat layout tetap. Mereka perlu:
- mendefinisikan batasan desain
- menetapkan guardrails
- dan menentukan standar evaluasi UI berbasis model
4. Voice interface menemukan perannya
Voice sudah melewati fase hype. Di AS saja, 157,1 juta orang diperkirakan akan menggunakan voice assistant pada akhir 2026.
Kita kini masuk ke era pengalaman multimodal, di mana:
suara, sentuhan dan visual digunakan secara fleksibel sesuai konteks pengguna.
Desain yang baik kini mempertimbangkan: ketika tangan pengguna sibuk, ketika mengetik tidak praktis, atau ketika situasi tidak memungkinkan penggunaan layar
5. Mikro-interaksi menjadi bahasa komunikasi UX
Dulu, animasi kecil seperti hover effect, perubahan warna tombol, atau progress bar hanyalah pelengkap.
Sekarang, micro-interactions adalah bahasa utama UI.
Mereka:
✔ memberi tanda bahwa aksi pengguna diterima
✔ mengurangi kebutuhan pesan teks panjang
✔ membuat sistem terasa responsif dan “hidup”
Tanpa ini, antarmuka terasa datar — seperti berbicara dengan seseorang yang tidak pernah mengangkat kepala saat diajak bicara.
6. AR bergerak dari demo ke penggunaan harian
Kini jarak antara demo dan penggunaan nyata mulai mengecil.
Contohnya:
retail memungkinkan melihat furnitur langsung di ruang rumah Anda, tim desain bisa berjalan di dalam model 3D di lokasi sebenarnya
AR masuk akal ketika:
ia menyelesaikan masalah nyata lebih baik dibanding layar 2D. Dan semakin banyak perusahaan menemukan hal itu.
7. Personalisasi yang tidak melanggar batas privasi
Pengguna menginginkan pengalaman yang dipersonalisasi — sampai mereka sadar seberapa banyak data yang dikumpulkan untuk mewujudkannya.
Contoh:
Netflix → personalisasi terasa wajar
Tracking iklan lintas situs → terasa mengganggu
Teknologinya sama.
Yang berbeda adalah perasaan pengguna terhadap kontrol privasi.
Software enterprise terbaik:
memberi pilihan tingkat personalisasi, transparan soal data, dan tidak menyembunyikan pengaturan privasi.
2026 bisa menjadi tahun ketika perusahaan akhirnya menemukan keseimbangan tersebut.
8. Aksesibilitas yang dibangun sejak awal, bukan ditambahkan belakangan
Aksesibilitas tidak lagi bisa dianggap checklist compliance. meningkatkan pengalaman pengguna, sekaligus memberi keuntungan bisnis.
Ketika kita merancang dengan mempertimbangkan perbedaan kognitif sejak awal — semua pengguna mendapat manfaat.
Contoh:
toggle sensitivitas gerakan berguna bagi mereka dengan ADHD, dan juga bagi orang yang mudah pusing.
Aksesibilitas akan menjadi tema besar UX di tahun-tahun mendatang, apalagi dalam waktu 2026
9. Cross-platform UX yang benar-benar menyatu
Pengguna berpindah perangkat sepanjang hari:
- smartphone
- tablet
- laptop
- smartwatch
dan mereka berharap pekerjaan mengikuti mereka.
True cross-platform UX berarti:
✔ mulai di ponsel
✔ lanjut di desktop
✔ selesai di tablet
tanpa hambatan
Ini akan menjadi fokus pembahasan bisnis yang jauh lebih besar di 2026.
Bagaimana tanggapan para pekerja di bidang UI/UX, apakah siap dengan perubahan di tahun 2026? Dengan AI yang semakin membuktikan bahwa dapat membantu hampir segala bidang pekerjaan, apakah kita siap dengan perubahan ini?
Jika bisnis Anda membutuhkan teknologi berbasis AI, dapat hubungi Berca Hardayaperkasa melalui Email di Marketing@berca.co.id atau WhatsApp di +62 81280741890
